CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 23 Oktober 2008

9 Elemen Jurnalistik

Dalam buku nya Bill Kovach dan Tom Rosentiel terdapat Sembilan elemen jurnalisme, yaitu:
1. Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran
2. Loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga Negara
3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
4. Jurnalis harus menjaga indepedensi dari objek liputannya
5. Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari kekuasaan
6. Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling kritik dan menemukan kompromi
7. Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan
8. Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional
9. Jurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personalnya
Menurut saya ke Sembilan elemen tersebut memang bagus jika benar-benar di terapkan dalam kehidupan jurnalisme. Jurnalisme akan berkembang jika seorang jurnalis mampu melaksanakan Sembilan elemen tersebut.
Seorang jurnalis dalam menyampaikan berita harus sesuai dengan kebenaran atau kenyataan yang ada. Jadi, beritanya tidak boleh di buat-buat atau di lebih-lebih kan. Tapi kadang kebenaran bersifat elusif, karna wartawan sering dihadapkan pada keputusan yang harus ditimbang oleh hati nurani. Seorang wartawan harus bisa menghadapi tekanan dari atasan dan tekanan kehilangan pekerjaan.
Buku ini di terbitkan oleh PT.Gramedia dengan tebal buku 205 halaman. Buku ini memberikan banyak pengetahuan tentang jurnalisme. Selain itu, buku ini juga sangat bermanfaat bagi para pembaca. Bill Kovach lahir di Teennesse pada tahun 1932. Ia memulai karirnya sebagai wartawan pada 1959 di sebuah surat kabar kecil sebelum bergabung dengan The New York Times, salah satu surat kabar terbaik di Amerika Serikat, dan membangun karirnya selama 18 tahun di sana. Ia mundur ketika ditawari jadi pemimpin redaksi harian Atlanta Journal-Constitution.
Di bawah kepemimpinannya, harian ini berubah jadi surat kabar yang bermutu. Hanya dalam dua tahun, Kovach membuat harian ini mendapatkan dua Pulitzer Prize, penghargaan bergengsi dalam jurnalisme Amerika. Total dalam karirnya, Kovach menugaskan dan menyunting lima laporan yang mendapatkan Pulitzer Prize. Pada 1989-2000 Kovach jadi kurator Nieman Foundation for Journalism di Universitas Harvard yang tujuannya meningkatkan mutu jurnalisme. Sedangkan Tom Rosentiel adalah mantan wartawan harian The Los Angeles Times spesialis media dan jurnalisme. Kini sehari-harinya Rosenstiel menjalankan Committee of Concerned Journalists –sebuah organisasi di Washington D.C. yang kerjanya melakukan riset dan diskusi tentang media.
Buku ini memiliki kualitas tersendiri, karna wartawan ini menyajikan penjelasan Sembilan elemen jurnalistik secara lengkap dan rinci. Apa saja keperluan seorang wartawan dalam menyajikan sebuah berita dan keperluan seorang jurnalistik untuk menjadi seorang jurnalisme yang baik dan berkualitas tinggi.
Pengarang memberikan ilmu-ilmu tentang elemen penting dalam juranlisme. Tentang arti sebuah kebenaran dalam juranlisme. Kovach dan Rosenstiel menerangkan bahwa masyarakat butuh prosedur dan proses guna mendapatkan apa yang disebut kebenaran fungsional, kebenaran yang diberitakan oleh media dibentuk lapisan demi lapisan. Maksudnya kebenaran dibentuk hari demi hari, lapisan demi lapisan, Kebenaran yang memakan waktu lama tapi dari kebenaran sehari-hari ini pula terbentuk bangunan kebenaran yang lebih lengkap.
Elemen kedua, yaitu loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga Negara. Karena hampir separuh wartawan Amerika menghabiskan waktu mereka untuk urusan manajemen ketimbang jurnalisme. Tapi buktinya Perusahaan media yang mendahulukan kepentingan masyarakat justru lebih menguntungkan ketimbang yang hanya mementingkan bisnisnya sendiri. Dalam media bisnis media ada sebuah segitiga. Sisi pertama adalah pembaca,pemirsa, atau pendengar. Sisi kedua adalah pemasang iklan. Sisi ketiga adalah warga. Dalam kebanyakan media, termasuk televisi, radio, ataupun dotcom mereka memberikan berita secara gratis. Kebanyakan pembaca hanya membayar sebagian kecil dari ongkos produksi.
Elemen ketiga, yaitu esensi dari jurnalisme adalah disiplin dalam melakukan verikfikasi. Dengan adanya disiplin wartawan mampu menyaring desas-desus, gossip, ingatan yang keliru, manipulasi, guna mendapatkan informasi yang akurat. Disiplin inilah yang membedakan jurnalisme dengan hiburan, propaganda, fiksi atau seni. Jurnalisme meliput kepentingan masyarakat yang bisa menghibur tapi juga bisa tidak, Jurnalisme tidak bisa di campuri dengan fiksi setitik pun.
Kovach dan Rosenstiel menawarkan lima konsep dalam verifikasi : Jangan menambah atau mengarang apapun, jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa maupun pendengar, bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi anda dalam melakukan reportase, bersandarlah terutama pada reportase anda sendiri dan bersikaplah rendah hati.
Mereka juga menawarkan metode yang kongkrit dalam melakukan verifikasi. Pertama, penyuntingan secara skeptis. Penyuntingan harus dilakukan baris demi baris, kalimat demi kalimat, dengan sikap skpetis. Kedua, memeriksa akurasi. Ketiga, Jangan berasumsi. Wartawan harus mendekat pada sumber-sumber primer sedekat mungkin. Keempat, Pencetakan ala Tom French yang di sebut Tom French’s Colored Pencil.
Elemen yang keempat adalah independensi. Menjadi netral bukanlah prinsip dasar Jurnalisme. Impatialitas juga bukan yang di maksud dengan objektifitas. Prinsipnya, wartawan harus bersikap independen terhadap orang-orang yang mereka liput. Wartawan harus tetap melakukan verifikasi, mengabdi pada kepentingan masyarakat, dan memenuhi berbagai ketentuan lain yang harus ditaati seorang wartawan.
Elemen yang kelima adalah memantau kekuasaan dan menyambung lidah mereka yang tertindas. Wartawan harus ikut dalam menegakkan demokrasi. Salah satu pemantau ini adalah melakukan investigative reporting yang dimana adalah jenis reportase di man si wartawan berhasil menunjuukan siapa yang salah, siapa yang melakukan pelanggaran hokum, yang seharusnya jadi terdakwa, dalam suatu kejahatan public yang sebelumnya dirahasiakan. Konsekuensi dari investigasi adalah kecenderungan media bersangkutan mengambil sikap terhadap isu di mana mereka melakukan investigasi. Ada yang memakai istilah advocacy reporting untuk mengganti istilah investigative reporting karena adanya kecenderungan ini.
Elemen yang keenam adalah jurnalisme sebagai forum publik. Manusia itu punya rasa ingin tahu yang alamiah. Bila media melaporkan suatu kejadian dalam publik timbul suatu trend social, Jurnalisme ini menggelitik rasa ingin tahu orang banyak. Merekalah yang mempunyai tugas untuk menampung aspirasi masyarakat. Dengan demikian fungsi jurnalisme sebagai forum public sangatlah penting karena seperti pada zaman yunani kuno lewat forum inilah demokrasi ditegakan. Kovach dan Rosenstiel berpendapat, jurnalisme mengakomodasi debat public harus dibedakan dengan “jurnalisme semu”, yang mengadakan debat secara artificial dengan tujuan menghibur atau melakukan provokasi.
Elemen yang ketujuh adalah bahwa jurnalisme harus memikat sekaligus relevan. Memikat dan relevan. Sayangnya dua faktor ini sering di anggap dua hal yang bertolak belakang. Laporan yang memikat di anggap kaporan yang lucu,sensasional, menghibur, dan penuh tokoh selebritas. Tapi laporan yang relevan dianggap kering, angka-angka dan membosankan.
Elemen yang kedelapan adalah kwajiban wartawan menjadikan beritanya proposional dan komprehensif. Mereka mengatakan bahwa banyak surat kabar yang menyajikan berita yang tak proposional. Judul-judulnya sensasional. Penekanannya pada aspek yang emosional. Contohnya adalah harian Rakyat merdeka yang seringkali tidak proposional. Proposional dan komprehensif dalam jurnalisme memang tak seilmiah pembuatan peta. Berita yang diangkat, aman yang penting, mana yang di jadikan berita utama, penilaiannya bisa berbeda antara si wartawan dan si pembaca. Pemilihan berita juga sangat subjektif. Pengarang berkata bahwa karena subjektif inilah wartawan harus senantiasa ingat agar proposional dalam menyajikan berita.
Elemen yang kesembilan adalah wartawan harus mendengarkan hati nuraninya sendiri. Setiap individu reporter harus menetapkan kode etiknya sendiri, standarnya sendiri berdasarkan model itulah dia membangun karirnya. Jurnalisme yang paling baik seringkali muncul ketika ia menentang manajemennya

2 komentar:

Ichi - Kepompong mengatakan...

lhow....

katanya sekarang da jadi 10 elemen yah setelah d perbarui...

kog dsini ttp sembilan yah???

saran jah c...hehehehe..

tq...^^

Unknown mengatakan...

ok deh kk ..
mantap komentarnyaa .. hho . :D
d tampung kk ..

btw, buat yg punya blog'y ..
slm kenal yaa . hhe . :)
klo blh, mnta fb nya dong kk .

satu lg nni .. ^^
follow yaa >>
http://nugaroblog.blogspot.com/